Jayapura (Papua) Bhayangkaranews - ( 8 Juli 2023) Pengurus Pusat GMKI Wilayah XII Tanah Papua, Rafael Viktor Tibul meminta pihak Papua Youth Creativ Hub segera klarifikasi terbuka ke publik Papua terutama masyarakat wilayah adat Lapago dan Meepago atas penyalahgunaan atribut budaya dalam kegiatan yang di selenggarakan oleh PYCH belum lama ini.
"Kita minta mereka segera klarifikasi terbuka karena Budaya adalah bagian penting dari jati diri masyarakat adat, kalau Mahatma Gandhi bilang "Budaya suatu bangsa bersemayam di hati dan jiwa masyarakatnya." Maka dalam konteks kita dalam bernegara di Indonesia yang cukup plural ini penting memaknai dan menggunakan atribut budaya kita harus berdasarkan etika dan tradisi masyarakat adat sebagai bentuk penghormatan atas nilai-nilai budaya kita," Rafael.
Kalau model penggunaan budaya yang sembrono seperti kemarin ya oknum-oknum itu harus diberi sanksi adat atau mengklarifikasi dan meminta maaf atas perlakuan tidak terpuji itu," ujarnya.
Sebab budaya dalam konteks kita bernegara adalah sebagai alat pengerat alami yang tidak bisa di gantikan oleh apapun dengan alasan apapun. Sebab budaya harus sebaik mungkin di maknai sebagai bagian penting dalam dari diri dan masyarakat berbudaya.
Edukasi untuk mempertahankan eksistensi dan makna budaya di perlukan disini Makna budaya perlu dipertahankan untuk mempertahankan fungsi dan tujuan awal budaya itu dibangun. Makna bisa saja bergeser bahkan hilang meskipun wujudnya masih ada. Ini karena fungsi dan tujuan awal tidak diajarkan sesuai. Sehingga ketika zaman berganti hilang karena tidak difungsikan dengan baik. Kita juga di tuntut untuk perlu mengenal budaya sendiri sama seperti memberikan penghargaan kepada diri sendiri. Dengan mengenal budayanya, kita mengenal bangsa kita. Dengan mengenal bangsa kita, kita pada akhirnya mengenal siapa dan darimana asal usul kita. Identitas ini akan dibawa kemana-mana karena merasa memiliki karya. Penghargaan terhadap karya budaya sendiri mampu meningkatkan kepercayaan diri. Sehingga tidak gampang terpengaruh oleh budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya sendiri.
Selain menghargai kita ini harus memupuk rasa toleransi setela mampu menghargai budayanya, mampu memberikan banyak toleransi atas budaya sendiri. Toleransi ini memungkinkan adanya berbagai macam budaya dalam satu bangsa. Kita tentu memilkit banyak budaya, kita yang telah mengenal budaya akan mengetahui karakteristik setiap budaya yang dimiliki. Kelebihan dan kekurangan dalam budaya mampu diatasi dan dimaksimalkan. Sehingga tidak mudah dipecah belah oleh budaya luar. Karena kita ini dipersatukan dalam banyaknya perbedaan, sehingga dalam memberikan penghargaan dan nilai lebih bagi budaya itu tidak terlihat dalam acara seremoni carnival itu dan oleh sebab itu kami minta pertanggungjawaban terbuka oleh penanggung jawab dan pengurus PYCH terlebih kepada masyarakat Papua.
Jika tidak di indahkan maka kami tidak segan-segan akan konsolidasi masa untuk turun demo, oleh karenanya kami berikan waktu 3 x 24 jam untuk pihak PYCH mengklarifikasi segera.
(Ujang /RAFAEL VIKTOR TIBUL)
KORWIL XII GMKI TANAH PAPUA
0 Komentar