Lintas Batas, Denpasar, Bali - Wakapolda Bali, Brigjen Pol. Drs. I Wayan Sunartha memberikan kuliah umum kepada 652 mahasiswa baru Universitas Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar di Gedung Ksirarnawa Art Center Denpasar, Selasa (2/9/2019). Kuliah Umum ini mengambil tema" Strategi penanggulangan Bahaya Radikalisme".
Merebaknya ancaman intoleransi dan radikalisme yang terjadi belakangan ini mendapat perhatian serius dari Kapolda Bali. Agar hal tersebut tidak berkembang dilapisan masyarakat khususnya generasi muda, oleh karena itu dibawah kepemimpinan Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus R. Golose, Polda Bali terus menerus melakukan upaya preventif dan preemtif dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap falsafah bangsa Indonesia.
Dihadapan ratusan mahasiswa baru Universitas Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar , Wakapolda Bali memaparkan secara sekilas terkait perkembangan politik dunia dan hubungannya dengan perkembangan situasi keamanan, baik di dunia maupun di dalam negeri. Ancaman kejahatan jalanan, ujaran kebencian yang dipertontonkan, terorisme, narkoba, separatisme, ideologi anti-pancasila, radikalisme, dan fanatisme yang berlebihan yang dapat memicu intoleransi, perlu dikenali oleh mahasiswa, untuk mencegah hal tersebut kerkembang lebih jauh di Indonesia.
Perkembangan situasi politik yang terjadi di dunia belakangan ini, sangat mempengaruhi situasi politik di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Untuk itu, sedapat mungkin kita membentengi diri dengan rasa nasionalisme dan toleransi, demi mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, “Untuk mengantisipasi dampak dari intoleransi, radikalisme dan terorisme serta kemajemukan bangsa Indonesia, ideologi pancasila merupakan satu-satunya pilihan bagi Keutuhan Negara Kesatuan republik Indonesia(NKRI)”, tegas Wakapolda Bali
Wakapolda Bali Brigjen Pol. Drs. I Wayan Sunartha dalam kesempatan itu mengaku senang bisa berbicara langsung dihadapan akademisi, terutama mahasiswa., dengan sosialisasi dan diskusi yang terbangun nantinya, pihak kepolisian dengan mahasiswa tidak ada jarak lagi. Kepolisian dengan tugasnya dan mahasiswa sebagai generasi muda dengan tugasnya pula sudah selayaknya saling bekerjasama demi kemajuan bangsa Indonesia.
“Jadi, selain melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat, saya menitipkan pesan-pesan ini kepada kalangan akademisi. Karena membangun bangsa ini dan menciptakan perdamaian, serta memberikan rasa aman bukan semata-mata tugas kepolisian, tetapi tugas kita semua dan untuk kita semua,” ungkap Brigjen Pol. Sunartha
Jenderal bintang satu lulusan Akpol tahun 1989 ini mengatakan bahwa paham terorisme tumbuh dari paham radikal yang bisa memecah belah ideologi bangsa. Untuk itu mahasiswa harus memupuk jiwa kebangsaan dan nasionalisme dengan menyatukan segala perbedaan dalam bingkai Pancasila agar bangsa Indonesia terhindar dari perpecahan.
“Konsensus dasar bangsa tak boleh terbantahkan, sebagai generasi milenial kita harus menghormati dan menghargai jasa para pahlawan dengan menjunjung tinggi Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa,” tegasnya.
Mantan Kabinda Bali ini juga mengajak para mahasiswa untuk tidak ikut menyebarkan berita hoax, apalagi menyemburkan kebencian (firehose of falsehood). “Think before you click, think before you share, saring semua informasi dan stop menyebarluaskan isu yang kita terima dari media sosial,” ujarnya.
"Jadi Mahasiswa sebagai agen perubahan harus memiliki ketahanan nasional dan wawasan kebangsaan yang kuat agar tidak mudah terpengaruh propaganda firehose of falsehood," Tutupnya
Humas
BhayangkaraNews.Net
Terima kasih anda sudah membaca artikel Jaga Keutuhan NKRI, Wakapolda Bali Ajak Mahasiswa IHDN Jaga 4 Konsensus Dasar
0 Komentar