SUKOHARJO - Pagi ini baru pukul 10.00 WIB, sinar matahari juga belum begitu terik, tidak seperti biasanya mbah Atmo(79) sudah duduk di teras samping rumahnya yang sederhana itu, ditemani oleh mbah Temu(70) istri tercintanya. Sukoharjo, 26 Maret 2019.
Jam segini biasanya mbah Atmo baru ngasih makan beberapa ekor ayam kampung peliharaanya dibelakang rumah.
Begitu juga mbah Temu, jam segini biasanya masih masak di dapur untuk menyiapkan makan siang keluarga mereka.
Suami istri yang sudah sangat berumur ini adalah sosok keluarga warga desa Celep yang ramah, baik dan humanis kepada siapapun, termasuk kepada kami tim peliput berita TMMD reguler ke 104 Kodim 0726 Sukoharjo di desa Celep.
Hampir setiap hari kami singgah di gubug beliau, tidak segan segan mbah Temu pasti menyediakan teh manis maupun sekedar air putih serta singkong rebus untuk kami
Bahkan acap kali kami sering bercengkrama, bertukar pikiran tentang kehidupan di desa dan kebaikan desa Celep ini.
Walaupun sudah berumur renta mbah Atmo ini adalah sosok yang idealis dan humoris dalam merembug atau membahas sesuatu, terutama tentang kemajuan desanya.
Dalam berkomunikasi sering kali kami terjebak dalam beda pandangan, namun mbah Atmo selalu bisa menetralisir situasi sambil mengeluarkan senjata andalanya... yaitu candaannya yg khas orang desa,sehingga kami hanya bisa tersenyum kalah...
Namun pagi ini jelas mereka tampak beda...raut wajah kedua orang tua tersebut begitu kosong dan sayu... seakan akan memendam kesedihan yang mendalam.
Ketika kami datang, sontak kami sapa beliau karena ada yang mengganjal dipikiran kami.
"Met pagi mbah,..gimana kabarnya? kok agak lesu..apa mbah kurang sehat?" tanyaku....
Mbah Atmo hanya diam dan tersenyum kecil, kemudian berkata
"kok cepet sekali ya nak.."!
"Rasanya baru kemarin kita ini ketemu, kenalan dan sering guyonan, tapi besuk pagi kita sudah tidak ketemu lagi, "ucapnya sembari mengusap air matanya yang akan menetes.
Ternyata mbah Atmo ini merasa kehilangan kita, karena besuk pagi hari Rabu tanggal 27 Maret 2019 TMMD ini selesai dan akan ditutup,sehingga tidak bisa bertemu lagi dengan kita.
Kemudian salah satu dari kami, Serda Andi mencoba menyapa dan menghibur mbah Atmo dan mbah Temu istrinya,"mbah kami mewakili teman teman TNI yang lain, kami mohon diri dan mengucapkan terimakasih atas segala perhatian dan bantuan dari mbah Atmo sekeluarga,
"kami mohon maaf atas khilaf dan kesalahan kami selama kami disini, percayalah mbah, kita ini sudah menjadi anak dan bagian dari keluarga besar mbah Atmo semua," ujar anggota Satgas TMMD 104 Sukoharjo.
"karena TNI adalah anak kandung rakyat Indonesia.. termasuk mbah Atmo kan.. he he he... mungkin lain kali kita akan sowan kemari lagi dalam suasana yang berbeda,kami nitip mbah Atmo sekeluarga jaga kesehatan ya, "ucap Serda Andi.
Kemudian kami berempat pamit mohon diri sembari bersalaman dan memeluk mbah Atmo serta mbah Temu.
Begitu dekatnya hubungan kami dengan masyarakat desa Celep,termasuk keluarga mbah Atmo selama satu bulan ini, bahkan kami sudah merasa seperti keluarga sendiri.
Doa kami,semoga mbah Atmo sekeluarga senantiasa diberi kesehatan dan umur yang panjang oleh Allah SWT.
Amin. (Tim)
BhayangkaraNews.Net
Terima kasih anda sudah membaca artikel Satgas TMMD 104 Sukoharjo Berpamitan, Mbah Temu Dan Mbah Atmo Merasa Kehilangan
0 Komentar