NEW YORK - Selasa 8 Mei,Rezim Zionis Israel pada Jumat (4/5/2018) mundur dari persaingan perebutan kursi keanggotaan tidak tetap Dewan Keamanan PBB melawan dua negara Eropa.
Jalur Gaza, Sabtu (5/5/2018) malam menjadi saksi ledakan bom yang mengakibatkan gugurnya enam anggota pasukan Brigade Ezzedine Al Qassam, sayap militer Hamas. Brigade Al Qassam menuding Israel sebagai pelaku serangan bom Sabtu malam.
Militer Israel, Ahad (6/5/2018) menggempur markas gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas di utara Jalur Gaza dengan rudal.
Serangan dan kejahatan Israel di wilayah Palestina pendudukan terutama Jalur Gaza, semakin menjelaskan mengapa Israel Jumat lalu mundur dari persaingan perebutan kursi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB melawan Jerman dan Belgia.
Israel menyadari bahwa kejahatan-kejahatan yang dilakukannya terhadap rakyat Palestina telah menutup peluang rezim itu untuk memenangkan persaingan melawan Jerman dan Belgia guna merebut kursi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Terkait hal ini, kantor berita Reuters, Jumat lalu mengutip sumber terpercaya di PBB mengabarkan, Israel mundur dari persaingan memperebutkan kursi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dengan Jerman dan Belgia, karena tahu dirinya tidak punya peluang untuk menang.
Lebih dari itu, rekam jejak Israel selama ini, khususnya dalam hal pelanggaran resolusi-resolusi DK PBB, membuktikan bahwa dirinya tidak layak menjadi anggota sebuah organisasi yang merupakan salah satu pilar terpenting PBB. Baca : Israel Minta Mesir Cegah Pemulangan Jenazah Profesor Palestina Fadi Al Batsh
Salah satu pelanggaran terbesar yang dilakukan Israel adalah pelanggaran terhadap resolusi 2334 yang dikeluarkan bulan Desember 2016 untuk mengecam perluasan pembangunan distrik Zionis, akan tetapi Israel bukan hanya mengabaikan resolusi tersebut, bahkan memperluas pembangunan distriknya dengan dukungan Amerika Serikat pasca dikeluarkannya resolusi itu.
Menteri Luar Negeri Palestina mengatakan, Israel yang melanggar seluruh resolusi internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan, sama sekali tidak punya kelayakan untuk menjadi anggota Dewan Keamanan PBB. Baca : [Sistim Pidana Tidak Adil] Badan HAM Dunia: Saudi sebagai Negara dengan Tingkat Eksekusi Tertinggi di Dunia.
Poin pentingnya adalah, Israel dengan propagandanya berusaha menunjukkan bahwa keputusannya mundur dari persaingan perebutan keanggotaan tidak tetap DK PBB dengan Jerman dan Belgia, karena hubungan dekat rezim itu dengan kedua negara Eropa tersebut.
Klaim ini jelas bohong, karena Israel sejak dua tahun lalu telah mengerahkan segala upayanya untuk menjadi anggota tidak tetap DK PBB. Ini adalah untuk pertama kalinya, sejak tujuh dekade lalu Israel berusaha merebut kursi keanggotaan tidak tetap di DK PBB.
Mundurnya Israel dari persaingan perebutan kursi anggota DK PBB selain merupakan kekalahan telak bagi dirinya, juga merupakan kemenangan politik bagi rakyat Palestina, pasalnya Palestina terutama dalam setahun terakhir berusaha keras untuk mencegah keanggotaan Israel di DK PBB dan keputusan Israel mundur, adalah buahnya. (ft/es)
Jalur Gaza, Sabtu (5/5/2018) malam menjadi saksi ledakan bom yang mengakibatkan gugurnya enam anggota pasukan Brigade Ezzedine Al Qassam, sayap militer Hamas. Brigade Al Qassam menuding Israel sebagai pelaku serangan bom Sabtu malam.
Militer Israel, Ahad (6/5/2018) menggempur markas gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas di utara Jalur Gaza dengan rudal.
Serangan dan kejahatan Israel di wilayah Palestina pendudukan terutama Jalur Gaza, semakin menjelaskan mengapa Israel Jumat lalu mundur dari persaingan perebutan kursi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB melawan Jerman dan Belgia.
Israel menyadari bahwa kejahatan-kejahatan yang dilakukannya terhadap rakyat Palestina telah menutup peluang rezim itu untuk memenangkan persaingan melawan Jerman dan Belgia guna merebut kursi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Terkait hal ini, kantor berita Reuters, Jumat lalu mengutip sumber terpercaya di PBB mengabarkan, Israel mundur dari persaingan memperebutkan kursi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dengan Jerman dan Belgia, karena tahu dirinya tidak punya peluang untuk menang.
Lebih dari itu, rekam jejak Israel selama ini, khususnya dalam hal pelanggaran resolusi-resolusi DK PBB, membuktikan bahwa dirinya tidak layak menjadi anggota sebuah organisasi yang merupakan salah satu pilar terpenting PBB. Baca : Israel Minta Mesir Cegah Pemulangan Jenazah Profesor Palestina Fadi Al Batsh
Salah satu pelanggaran terbesar yang dilakukan Israel adalah pelanggaran terhadap resolusi 2334 yang dikeluarkan bulan Desember 2016 untuk mengecam perluasan pembangunan distrik Zionis, akan tetapi Israel bukan hanya mengabaikan resolusi tersebut, bahkan memperluas pembangunan distriknya dengan dukungan Amerika Serikat pasca dikeluarkannya resolusi itu.
Menteri Luar Negeri Palestina mengatakan, Israel yang melanggar seluruh resolusi internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan, sama sekali tidak punya kelayakan untuk menjadi anggota Dewan Keamanan PBB. Baca : [Sistim Pidana Tidak Adil] Badan HAM Dunia: Saudi sebagai Negara dengan Tingkat Eksekusi Tertinggi di Dunia.
Poin pentingnya adalah, Israel dengan propagandanya berusaha menunjukkan bahwa keputusannya mundur dari persaingan perebutan keanggotaan tidak tetap DK PBB dengan Jerman dan Belgia, karena hubungan dekat rezim itu dengan kedua negara Eropa tersebut.
Klaim ini jelas bohong, karena Israel sejak dua tahun lalu telah mengerahkan segala upayanya untuk menjadi anggota tidak tetap DK PBB. Ini adalah untuk pertama kalinya, sejak tujuh dekade lalu Israel berusaha merebut kursi keanggotaan tidak tetap di DK PBB.
Mundurnya Israel dari persaingan perebutan kursi anggota DK PBB selain merupakan kekalahan telak bagi dirinya, juga merupakan kemenangan politik bagi rakyat Palestina, pasalnya Palestina terutama dalam setahun terakhir berusaha keras untuk mencegah keanggotaan Israel di DK PBB dan keputusan Israel mundur, adalah buahnya. (ft/es)
BhayangkaraNews.Net
Terima kasih anda sudah membaca artikel Israel Mundur Dari Perebutan Kursi Anggota Tidak Tetap DK PBB
0 Komentar